Halaman

Selasa, 08 Desember 2009

niat baik, belum tentu berbuah baik...

nasehat yang disampaikan imam Ghozali dalam bukunya ihya ulumiddin sering menjadi renunganku, katanya setiap kita menanam padi maka biasanya alang-alang akan ikut tumbuh, tapi bila kita menanam alang-alang maka sudah pasti tidak ada padi yang ikut tumbuh.
nasehat beliau ini ada relevansinya dengan peristiwa yang kualami dua tahun terakhir ini. ini bermula dari niat ingin membantu saudara yang dalam kesulitan ekonomi. sebut saja si S, yang datang berkeluh kesah kepadaku sambil mencucurkan air mata, menceritakan keadaan hidupnya yang papah dan sangat memerlukan bantuan. aku yakin siapapun akan tergugah apabila mendengarnya, demikian pula aku. dengan niat yang baik aku berfikir untuk membantu dia agar lepas dari kesulitan hidup, semoga ada yang dapat aku bantu, demikian bathinku. dimulailah dengan bantuan pertama yang kuberikan berupa surat berharga BPKB kendaraan yang biasa kugunakan sehari-hari untuk dijadikan agunan untuk pengajuan kredit di suatu bank, yang uangnya digunakan untuk menutup tunggakan kredit truk si S yg sudah jatuh tempo dan akan ditarik pihak pemberi leasing karena sudah menunggak tiga bulan. dengan bantuan jaminan lain dari seorang teman lain, akhirnya keluarlah uang pinjaman dari bank sebesar apa yang dinginkannya, sehingga dia dapat menyelesaikan satu persoalannya. dengan masa pinjaman uang di bank selama dua tahun sesuai perjanjian, jaminan harus dia kembalikan. waktu terus berjalan hingga sampai pada jatuh tempo kredit, aku cukup senang karena dalam pikiranku kredit si S di bank sudah selesai dan BPKB kendaraanku bisa kuambil karena kendaraan itu hendak ku jual, kebetulan aku sudah membeli kendaraan baru.
suatu hari datang seseorang yang belum kukenal menyatakan minatnya untuk membeli kendaraan yang memang ingin kujual tersebut. setelah tawar menawar akhirnya tercapai kesepakatan, kendaraan itu kujual dengan BPKB menyusul karena BPKBnya belum kuambil dari S. si pembeli setuju dan jualbeli pun oke. selanjutnya aku menghubungi S untuk meminta BPKB kendaraanku yang dipinjamnya, namun apa yang terjadi? sungguh diluar dugaanku, ternyata selama dua tahun lebih masa kreditnya, belum pernah satukali pun si S membayar pokok pinjamannya, hingga akhirnya oleh pihak bank kredit itu di blok dan dikategorikan kredit macet, imbasnya BPKB ku tidak bisa diambil.
dengan kondisi itu aku masih berusaha tenang dan menyelidiki apa saja yang dilakukan oleh si S ini dengan uang pinjaman itu. hasilnya sungguh diluar dugaan, si S menganggap uang kredit di bank itu sama dengan uang pemberian neneknya! uang itu selain dia gunakan untuk melunasi kredit truk juga dia gunakan untuk mengambil kredit mobil feroza untuk bersenang-senang....... wow sungguh memalukan. sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang anak yatim piatu yang tidak ditinggalkan harta benda yang cukup oleh kedua orang tuanya ketika meninggal, bersenang-senang dengan uang hasil pinjaman, yang tidak ada niatnya untuk membayar kembali pinjaman itu. (bersambung)







Tidak ada komentar: