Halaman

Minggu, 13 Desember 2009

Nilai rasa

bicara soal rasa, semua orang pasti tau dan mengerti apa itu rasa, anak-anak pun dapat membedakan sesuatu yang disukai atau tidak juga karena rasa, seseorang menyukai yang lainnya juga karena rasa, kita tidak suka pergi ke suatu tempat juga karena rasa, kita mau dengan sukarela membantu orang lain juga karena nilai rasa, dan juga kita tidak mau melakukan sesuatu karena tidak mau dilihat orang lain juga karena rasa,
sesungguhnya apa sih rasa itu?
Umar ibnu Khatab pernah mengatakan bahwa seorang manusia itu akan kurang nilai kemanusiaannya apabila ada dari salah satu nilai rasa yang tidak dimilikinya.  Beliau mengklasifikasikan nilai rasa yang dimiliki oleh manusia itu ke dalam 3 nilai rasa, yaitu rasa cinta, rasa takut dan rasa malu,  yang berporos pada sang Khalik.

rasa cinta  akan mendorong kita untuk dengan sukarela membantu, menjaga, mengawasi, memberi dan lain sebagainya kepada sesuatu yang kita cintai, kita sukai, baik terhadap material maupun immaterial. rasa cinta juga mendorong kita untuk mengikuti atau mempersonifikasikan sesuatu yang dicintai ke dalam diri kita, ke dalam perilaku kita, sebagai wujud rasa cinta.
selanjutnya rasa takut yang dimiliki akan memaksa seseorang utk tidak melakukan, menjauhi atau menghindari sesuatu yang ditakutinya,  atau bahkan mematuhi segala sesuatu yang diperintah oleh yang ditakuti, sehingga setiap langkahnya selalu hati-hati karena selalu diliputi oleh rasa takutnya terhadap kesalahan atau kekeliruan yang akan diperbuatnya yg dapat menyebabkan kemarahan dan kemurkaan.
demikian juga halnya dengan rasa malu yang dimiliki, akan membuat kita selalu waspada, agar jangan sampai berbuat sesuatu yang dapat membuat perasaan kita menjadi tidak nyaman, gelisah, khawatir dilihat orang, khawatir diketahui orang lain, karena khawatir akan menjadi cemoohan orang.  Bila kita telusuri lebih jauh maka kita akan menemukan ada pertautan ketiga nilai rasa itu yang membuat seseorang menjadi seorang yang baik, dihormati, disegani, disayangi, dan dipercaya.

tiga nilai rasa yang di klasifikasikan oleh Umar ibnu Khatab diatas, bila kita hadirkan saat ini didalam kehidupan kita sehari-hari, akan terasa ada pergeseran nilai kemanusiaan seseorang.  saat ini ada sebagian orang dimasyarakat kita yang melakukan sesuatu bukan dilandasi rasa cinta, tulus ikhlas, tetapi lebih didasari oleh itikad jual beli.  seseorang membantu orang lain dengan materi beritikad untuk menguasai, mempengaruhi dan bahkan menjerat orang lain agar menuruti, mengikuti dan mematuhi perintah dan kemauannya.

Sebagian orang saat ini juga tidak takut lagi melakukan pelanggaran karena tidak adanya sanksi atas pelanggaran yang dilakukan, terutama urusan duniawi.  contoh kecil saja dalam kehidupan misalnya seorang bawahan yang melakukan perbuatan amoral tidak mendapat sanksi apa-apa dari sang atasan atas perbuatan asusila yang dilakukannya baik secara pribadi apalagi kedinasan, karena perbuatan yang sama juga dilakukan oleh sang atasan.  singkatnya tidak mungkin sang atasan menasehati bawahan agar tidak melakukan sesuatu perbuatan sementara sang atasan sendiri berbuat hal yang sama.

demikian juga halnya dengan rasa malu, saat ini ada orang yang tidak malu-malu lagi berbuat kesalahan, malah bangga terhadap apa yang dilakukannya yang dimata orang lain merupakan perbuatan yang hina.  na'uzubillahi min dzalik. (bersambung)

Tidak ada komentar: